Berawal berniat untuk mengerjakan sebuah projek untuk membanggakan sang guru, malah anak umur 14 tahun ini di tangkap oleh Polisi. Sedangkan Dunia mendukung anak ini, Kenapa?
Kisah pilu Ahmed Mohamed, remaja 14 tahun yang diamankan
polisi di sekolahnya, Irving, Texas, Amerika Serikat, Senin 14 September 2015
gara-gara jam rakitannya dicurigai sebagai bom menuai simpati. Sejak foto Ahmed
dengan tangan terborgol beredar luas, kemarahan muncul dari orang seantero
jagad. Mereka mencerca dan membela Ahmed, dengan tagar #IStandWithAhmed.
Tagar #IStandWithAhmed di Twitter menjadi topik paling
popular sedunia. Laman analis sosial media, Topsy, mencatat tagar ini
digunakan hingga satu juta netizen di seluruh dunia.
Sejumlah orang penting pun menggunakan tagar ini sebagai
solidaritas terhadap Ahmed. Antara lain calon presiden dari Demokrat Hillary
Clinton, pendiri Facebook Mark Zuckerberg, Badan Antariksa Amerika Serikat
(NASA) hingga orang nomor satu di Amerika, Presiden Barack Obama.
Josh Earnest, juru bicara Gedung Putih, mengatakan
Obama seperti warga dunia lain terentak dengan kabar tersebut. “Kasus Ahmed
menunjukkan bahwa stereotype dan stigma dapat membuat guru yang baik menjadi
bertindak buruk.”
Topsy mencatat tagar #IStandWithAhmed pertama kali
dikicaukan oleh akun @Jessesingal, milik jurnalis NYMag, Jesse Singal
. Namun, @JesseSingal sekadar mengirim beberapa tawaran tagar kampanye membela
Ahmed. Saat itu, ia mengajukan #clocknotgun, #ticktockracismclock, atau
#istandwithahmed.
Belakangan diketahui, tagar dukungan terhadap Ahmed mendunia
dibuat pertama kali oleh Amneh Jafarii,
mahasiswi psikologi Universitas Texas Arlington (UTA). BBC mengonfirmasi,
#IStandWithAhmed pertamaa kali dikampanyekan Ameh Jafari, 23 tahun. “Jika
ia bernama John ia akan disebut jenius. Karena namanya Ahmed ia menjadi
“tersangka”. #doublestandards #IStandWithAhmed,” demikian cuit perempuan
berusia 23 tahun itu.
Amneh adalah mantan presiden Asosiasi Mahasiswa Muslim UTA,
membuatnya akrab dengan diskusi bertopik diskriminasi agama. "Saya
rasa kata-kata (tagar dan kicauan) harus memiliki makna yang lebih kuat.
(Pembelaan) tidak hanya dilakukan untuk Ahmed, tetapi juga untuk membela orang
lain, yang telah mendapat diskriminasi lantaran agama mereka, ras, hanya karena
nama mereka," kata Amneh, dikutip BBC.
Amneh Jafari yang memiliki dua adik seumur dengan Ahmed
berharap tagar itu dapat meningkatkan kesadaran warga Texas ihwal diskriminasi
rasial dan Islamofobia yang semakin meningkat sejak peristiwa serangan 11
September 2001. Jajak pendapat Pew pada 2014 menunjukkan warga Amerika
merasakan sentiment negatif terhadap warga Muslim dibanding kelompok agama lain
di negara itu.
Perempuan berhijab ini terkejut karena tagar tersebut tak
hanya digunakan warga Muslim, tetapi juga warga dunia dari berbagai ras dan
agama.“Tagar ini tak hanya untuk Ahmed, tetapi juga bagi orang lain yang
mengalami diskriminasi karena agama, ras dan nama mereka,” kata Jafari kepada BBC
Trending.
0 komentar:
Posting Komentar